Kuliah Organisasi Sistem Komputer
JUDUL ARTIKEL : SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN
JUDUL ARTIKEL : SISTEM BILANGAN DAN PENGKODEAN
ditujukan untuk : menyelesaikan tugas individu pada http://uzi-online.blogspot.com/2000/11/kuliah-organisasi-sistem-komputer.html
- Data :
Bilangan biner atau informasi berkode biner lain yang dioperasikan untuk mencapai beberapa hasil penghitungan penghitungan aritmatik, pemrosesan data dan operasi logika.
2. Data Logikal : digunakan oleh operasi logika dan untuk menentukan atau memriksa kondisi seperti yang dibutuhkan untuk instruksi bercabang kondisi.
3. Data bit-tunggal : untuk operasi seperti SHIFT, CLEAR dan TEST.
4. Data Alfanumerik : data yang tidak hanya dikodekan dengan bilangan tetapi juga dengan huruf dari alpabet dan karakter khusus lainnya.
1. Biner (basis 2)
Semua bilangan, data maupun program itu sendiri akan diterjemahkan oleh komputer ke dalam bentuk bilangan biner. Jadi pendefinisisan data dengan jenis bilangan apapun (Desimal, oktal dan hexadesimal) akan selalu diterjemahkan oleh komputer ke dalam bentuk biner.
Bilangan biner adalah bilangan yang hanya terdiri atas 2 kemungkinan (berbasis dua), yaitu 0 dan 1 karena berbasis dua, maka pengkorversian ke dalam bentuk desimal adalah dengan mengalikan suku ke-N dengan 2N.
2. Oktal (basis 8)
Bilangan oktal adalah bilangan dengan basis 8, artinya angka yang dipakai hanyalah antara 0-7. Sama halnya dengan jenis bilangan yang lain, suatu bilangan oktal dapat dikonversikan dalam bentuk desimal dengan mengalikan suku ke-N dengan 8N.
3. Desimal (basis 10)
Bilangan Desimal adalah jenis bilangan yang paling banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Bilangan desimal adalah bilangan yang terdiri atas 10 buah angka (berbasis 10), yaitu angka 0-9. Dengan basis sepuluh ini maka suatu angka dapat dijabarkan dengan perpangkatan sepuluh.
4. Heksadesimal (basis 16)
Bilangan hexadesimal merupakan bilangan yang berbasis 16. Dengan angka yang digunakan berupa:
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F. Dalam pemrograman assembler, jenis bilangan ini boleh dikatakan yang paling banyak digunakan. Hal ini dikarenakan mudahnya pengkonversian bilangan ini dengan bilangan yang lain, terutama dengan bilangan biner dan decimal, karena berbasis 16, maka 1 angka pada hexadesimal akan menggunakan 4 bit.
123(10) = … (8)
123(10) = … (16)
3. Kode ASCII
- Kode ASCII termasuk kode Alfanumerik
Mengutip dengan tambahan dari :
Data Pribadi.
Materi Mata Kuliah Organisasi Sitem Komputer BAB 2.
Materi Praktikum Organisasi Sistem Komputer Pertemuan pertama.
- Tipe Data :
2. Data Logikal : digunakan oleh operasi logika dan untuk menentukan atau memriksa kondisi seperti yang dibutuhkan untuk instruksi bercabang kondisi.
3. Data bit-tunggal : untuk operasi seperti SHIFT, CLEAR dan TEST.
4. Data Alfanumerik : data yang tidak hanya dikodekan dengan bilangan tetapi juga dengan huruf dari alpabet dan karakter khusus lainnya.
- Sistem Bilangan
1. Biner (basis 2)
Semua bilangan, data maupun program itu sendiri akan diterjemahkan oleh komputer ke dalam bentuk bilangan biner. Jadi pendefinisisan data dengan jenis bilangan apapun (Desimal, oktal dan hexadesimal) akan selalu diterjemahkan oleh komputer ke dalam bentuk biner.
Bilangan biner adalah bilangan yang hanya terdiri atas 2 kemungkinan (berbasis dua), yaitu 0 dan 1 karena berbasis dua, maka pengkorversian ke dalam bentuk desimal adalah dengan mengalikan suku ke-N dengan 2N.
2. Oktal (basis 8)
Bilangan oktal adalah bilangan dengan basis 8, artinya angka yang dipakai hanyalah antara 0-7. Sama halnya dengan jenis bilangan yang lain, suatu bilangan oktal dapat dikonversikan dalam bentuk desimal dengan mengalikan suku ke-N dengan 8N.
3. Desimal (basis 10)
Bilangan Desimal adalah jenis bilangan yang paling banyak dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Bilangan desimal adalah bilangan yang terdiri atas 10 buah angka (berbasis 10), yaitu angka 0-9. Dengan basis sepuluh ini maka suatu angka dapat dijabarkan dengan perpangkatan sepuluh.
4. Heksadesimal (basis 16)
Bilangan hexadesimal merupakan bilangan yang berbasis 16. Dengan angka yang digunakan berupa:
0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F. Dalam pemrograman assembler, jenis bilangan ini boleh dikatakan yang paling banyak digunakan. Hal ini dikarenakan mudahnya pengkonversian bilangan ini dengan bilangan yang lain, terutama dengan bilangan biner dan decimal, karena berbasis 16, maka 1 angka pada hexadesimal akan menggunakan 4 bit.
- Konversi Sistem Bilangan
Bilangan bulat : bilangan tersebut dikalikan dengan Xm (m : sesuai dengan nilai tempat/bobot).
Bilangan pecahan : bilangan tersebut dikalikan dengan X-m (m: sesuai dengan nilai tempat/bobot).
2. DESIMAL ke Basis X
Bilangan bulat : bilangan tersebut dibagi berulang dengan basis X
Bilangan pecahan : bilangan tersebut dikalikan dengan basisnya, dan berulang untuk hasil kali pecahannya.
3. BASIS X ke BASIS Y
Bilangan tersebut diubah ke desimal (lihat no. 1) kemudian ubah desimal tersebut ke basis Y (lihat no. 2).
Bilangan pecahan : bilangan tersebut dikalikan dengan X-m (m: sesuai dengan nilai tempat/bobot).
2. DESIMAL ke Basis X
Bilangan bulat : bilangan tersebut dibagi berulang dengan basis X
Bilangan pecahan : bilangan tersebut dikalikan dengan basisnya, dan berulang untuk hasil kali pecahannya.
3. BASIS X ke BASIS Y
Bilangan tersebut diubah ke desimal (lihat no. 1) kemudian ubah desimal tersebut ke basis Y (lihat no. 2).
- Contoh Pengonversian Sistem Bilangan
Sehingga didapat :
Terdapat beberapa macam pengonversian (lihat tabel 1)
tabel 1 |
- Desimal à Biner
Ambil
contoh bilangan 123 yang akan dikonversikan dari decimal ke biner
123(10) = …… (2)
123(10) = …… (2)
64 32 16 8 4 2 1
= 1 1 1 1 0 1 1
Untuk
membuktikannya kita dapat menjumlahkan data yang bernilai 1yaitu 64, 32,16, 6,
2, dan 1.
= 64 + 32 + 16 + 8 +2 +1 = 123
Jadi
terbukti bahwa 123(10) = 1111011 (2)
- Desimal à Oktal
123(10) = … (8)
Karena
biner dari 123(10) sudah
kita ketahui yaitu 1111011 ,kita
dapat mengubahnya ke dalam bentuk octal dengan membagi bilangan biner tersebut
menjadi bagian – bagian yang setiap bagiannya berisi 3 bilangan biner :
= 1 1 1
1 0
1 1
Dapat
dilihat bahwa terdapat sebuah bilangan yang tidak memiliki
teman/sendiri,sehingga kita dapat menambahkan 0 secukupnya,sehingga akan
menjadi
= 0 0 1 1
1 1
0 1 1
Langkah
selanjutnya kita ingat deret bilangan untuk mempermudah pengerjaanya,karena
setiap bagiannya berisi 3 data maka baris bilangan yang kita gunakan hanya
sampai 3 saja,untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah
4 2 1 4 2 1 4 2 1
= 0 0 1 1 1 1
0 1 1
Bagian.1 Bagian.2 Bagian.3
Kemudian
jumlahkan data yang bernilai 1 pada tiap-tiap bagiannya
Pada
bagian.1 berjumlah 1 =
1
Pada
bagian.2 berjumlah 4 + 2 + 1 = 7
Pada
bagian.3 berjumlah 2+1 =
3
= 0 0 1 1 1 1
0 1 1
1 7 3
Untuk
membuktikannya kita dapat melakukan perhitungan dari data 173 seperti dibawah ini,
= (1 x 82)+(7 x 81) + (3 x 80)
= 64
+ 56 + 3
=
123
Jadi,
terbukti bahwa nilai dari 123(10) = 173 (8)
- Desimal à Heksadesimal
123(10) = … (16)
Karena
biner dari 123(10) sudah
kita ketahui yaitu 1111011 ,kita
dapat mengubahnya ke dalam bentuk hexadesimal dengan membagi bilangan biner
tersebut menjadi bagian – bagian yang setiap bagiannya terdiri dari 4 bilangn
biner :
= 1 1 1 1
0
1 1
Dapat
dilihat bahwa terdapat sebuah bagian yang kurang jumlah anggotanya ,sehingga
kita dapat menambahkan 0 secukupnya,sehingga akan menjadi
= 0 1 1 1 1
0
1 1
Langkah
selanjutnya kita ingat deret bilangan untuk mempermudah pengerjaanya,karena
setiap bagiannya berisi 4 data maka baris bilangan yang kita gunakan hanya
sampai 4 saja,untuk lebih jelasnya lihat gambar di bawah
8 4 2 1 8 4 2 1
= 0 1 1
1 1
0
1 1
Bagian.1 Bagian.2
Kemudian
jumlahkan data yang bernilai 1 pada tiap-tiap bagiannya
Pada
bagian.1 berjumlah 4 + 2 + 1 = 7
Pada
bagian.2 berjumlah 8 + 2 + 1 =
11
= 0 1 1
1 1
0
1 1
7 11
= 0 1 1
1 1
0
1 1
7 B
Angka
11 dalam heksadesimal diwakilkan dengan huruf B , Untuk membuktikannya kita
dapat melakukan perhitungan dari data 7B
seperti dibawah ini :
= (7x 161)+(11 x 160)
=
112 + 11
- Mengkodekan setiap digit desimal dengan 4 bit.
- Disebut juga kode 8421 artinya MSB mempunyai bobot 8, sedang LSB mempunyai bobot 1.
- Disebut juga kode 8421 artinya MSB mempunyai bobot 8, sedang LSB mempunyai bobot 1.
2. Kode Gray
- Kenaikan hitungan (penambahan) dilakukan hanya dengan pengubahan keadaan satu bit saja.
- Kode Gray sering digunakan dalam situasi dimana kode biner yang lainnya mungkin menghasilkan kesalahan atau kebingungan selama dalam transisi dari satu word kode ke word kode yang lainnya, dimana lebih dari satu bit dari kode diubah.- Kenaikan hitungan (penambahan) dilakukan hanya dengan pengubahan keadaan satu bit saja.
3. Kode ASCII
- Kode ASCII termasuk kode Alfanumerik
Data Pribadi.
Materi Mata Kuliah Organisasi Sitem Komputer BAB 2.
Materi Praktikum Organisasi Sistem Komputer Pertemuan pertama.
No comments:
Post a Comment